Biografi Prabowo Subianto
Biografi Menteri Pengusaha Politikus TokohSiapa yang belum kenal dengan Prabowo Subianto? Kali ini Riwayatmu.com akan sedikit membahas mengenai Biografi Prabowo Subianto secara singkat yang dihimpun dari berbagai sumber media.
Prabowo Subianto atau yang lebih akrab disapa dengan Prabowo ini dikenal sebagai pendiri sekaligus ketua umum partai Gerinda (Gerakan Indonesia Raya). Ia juga diketahui telah beberapa kali menjadi kontestan calon Presiden maupun Wakil Presiden Indonesia di beberapa putaran pemilu presiden sejak tahun 2004 hingga tahun 2019.
Setelah itu, saat ini ia menjabat sebagai Menjabat sebagai Menteri Pertahanan di era Pemerintahan presiden Joko Widodo yang tidak lain adalah lawan politiknya di putaran pemilu presiden tahun 2014 dan tahun 2019. Ia juga dikenal sebagai salah satu tokoh yang cukup kontroversial ketika masa era reformasi 1998.
Makin penasaran dengan sosok beliau? Yuk kita simak Biografi Prabowo Subianto selengkapnya berikut ini.
Biodata dan Profil Prabowo Subianto
Nama Lengkap : | Prabowo Subianto Djojohadikusumo | |
Nama Terkenal : | Prabowo Subianto | |
Nama Panggilan : | Prabowo | |
Tempat Lahir : | Jakarta, Indonesia | |
Tanggal Lahir : | Rabu, 17 Oktober 1951 | |
Agama : | Islam | |
Kewarganegaraan : | Indonesia | |
Profesi : | Tentara, Pengusaha, Politikus | |
Tahun Aktif : | 2001 - Sekarang | |
Pasangan : | Siti Hediati Hariyadi (1983-1998) | |
Anak : | Ragowo Hediprasetyo Djojohadikusumo (Didiet Prabowo) | |
Ayah : | Prof Soemitro Djojohadikusumo | |
Ibu : | Dora Marie Sigar | |
Sosial Media : | - Instagram : @prabowo - Twitter : @prabowo |
Biografi Singkat Prabowo Subianto
Prabowo Subianto dilahirkan dengan nama lengkap Prabowo Subianto Djojohadikusumo ini sudah mempunyai banyak pengalaman di berbagai bidang seperti Militer, Pengusaha serta Dunia Politik yang baru-baru ini ia geluti.
Pada Pemilu Presiden tahun 2019, ia diusung Partai Gerinda (Gerakan Indonesia Raya) untuk maju sebagai Calon Presiden Republik Indonesia tahun 2019 setelah sebelumnya gagal dalam pemilu 2004, 2009, dan 2014. Banyak kontroversi yang di alamatkan kepada Prabowo Subianto semasa ia berkarier Militer.
Kehidupan Masa Kecil Prabowo
Prabowo Subianto dilahirkan pada tanggal 17 Oktober 1951, Prabowo merupakan anak ketiga dari pakar Ekonomi Indonesia pada zaman Presiden Soekarno dan Soeharto yaitu Prof Soemitro Djojohadikusumo. Sedangkan Ibu Prabowo bernama Dora Marie Sigar yang berasal dari Manado.
Dilansir dari Tribunnews.com, Prabowo Subianto mengikuti kepercayaan ayahnya yakni Islam, sementara adik berserta kakaknya mengikuti kepercayaan ibunya yang beragama Kristen Protestan dan Katolik.
Dilihat dari silsilah keluarga ayahnya, Prabowo merupakan cucu dari Margono Djojohadikusumo yang tidak lain adalah pendiri Bank Negara Indonesia dan Ketua Dewan Pertimbangan Agung yang pertama.
Prabowo mempunyai dua orang kakak perempuan yang bernama Bintianingsih dan Mayrani Ekowati, serta satu orang adik laki-laki yang kini menjadi seorang pengusaha handal yang bernama Hashim Djojohadikusumo.
Prabowo mulai bersekolah di Sekolah Sumbangsih, Jakarta ketika usianya lima tahun. Pada tahun 1957 ketika pemberontakan PRRI pecah, Ayah Prabowo, Prof Soemitro Djojohadikusumo membawa semua keluarganya termasuk Prabowo mengungsi ke Padang menumpang pesawat Dakota DC-3.
Prabowo bersama Saudaranya |
Masa kecil Prabowo banyak dihabiskan di luar negeri, terutama setelah keterlibatan ayahnya menentang pemerintah Presiden Soekarno di dalam Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia di Sumatra Barat. Akhirnya Prof Soemitro Djojohadikusumo memboyong semua keluarganya pindah ke Singapura pada tahun 1958.
Prabowo kemudian disekolahkan di British Elementary School, Singapura. Namun gejolak politik negara Singapura kala itu yang lebih memilih menjaga hubungan baik dengan presiden Soekarno membuat Prabowo beserta keluarganya pindah ke Hongkong pada tahun 1962.
Di Hongkong, Ayahnya mendaftarkan Prabowo beserta saudaranya di Glenealy Junior School. Selama menetap disana ayahnya membuka bisnis konsultan ekonomi. Namun Prabowo hanya tinggal dua tahun disana dan pindah ke Kuala Lumpur, Malaysia.
Menurut beberapa sumber, Prabowo menyelesaikan pendidikan menengahnya di Victoria Institution di Kuala Lumpur, Malaysia. Namun konfrontasi antara Malaysia dan Indonesia terjadi pada tahun 1963. Prof Soemitro Djojohadikusumo secara terang-terangan membela Indonesia, bangsanya sendiri walaupun kala itu ia sering menentang Presiden Soekarno.
Prabowo dan keluarganya akhirnya pindah ke Zurich, Swiss. Di negara tersebut, Prabowo bersekolah di Zurich International School dan mulai belajar bahasa Jerman dan Prancis. Namun belum lama disana, Pemerintah Swiss menolak suaka politik dari Prof Soemitro Djojohadikusumo dan keluarganya.
Akhirnya Prof Soemitro Djojohadikusumo memboyong istri dan anak-anaknya termasuk Prabowo Subianto ke Inggris sebab pemerintah Inggris mau memberikan mereka izin tinggal permanen disana. Prabowo kemudian kembali melanjutkan sekolahnya di American International School hingga tahun 1968. Baru setelah kejatuhan Soekarno dan naiknya Soeharto, keluarga Soemitro kembali ke Indonesia, dan Prabowo masuk ke Akademi Militer di Magelang, Jawa Tengah.
Kehidupan pribadi
Pada bulan Mei 1983, Prabowo menikah dengan Siti Hediati Hariyadi (Titiek Soeharto) yang merupakan putri Presiden Soeharto dan Tien Soeharto. Keduanya berpisah pada tahun 1998, tak lama setelah Orde Baru tumbang.
Dari pernikahan dengan Titiek, Prabowo dikaruniai seorang anak yang diberi nama Ragowo Hediprasetyo atau yang lebih akrab di panggil Didiet Prabowo. Didiet tumbuh dan besar di Boston, Amerika Serikat, dan berprofesi sebagai seorang desainer yang berbasis di Paris, Prancis.
Karier militer
Pada tahun 1970, Prabowo Subianto muda memulai kariernya saat ia mendaftarkan diri di Akademi Militer Magelang, Ia kemudian Lulus pada tahun 1974 dari Akademi Militer dan mengawali karier militernya di TNI Angkatan Darat sebagai seorang Letnan Dua.
Kemudian pada tahun 1976 hingga 1985, Prabowo ditugaskan sebagai Komandan Pleton Para Komando Grup I Komando Pasukan Sandhi Yudha (Kopassandha) dan ditugaskan sebagai bagian dari operasi Tim Nanggala di Timor Timur. Berusia 26 tahun, Prabowo merupakan salah satu komandan pleton termuda dalam operasi tersebut.
Setelah kembali dari Timor Timur, karir militernya Prabowo terus melejit. Pada tahun 1983, Prabowo dipercaya sebagai Wakil Komandan Detasemen 81 Penanggulangan Teroris (Gultor) Komando Pasukan Khusus TNI AD (Kopassus).
Setelah menyelesaikan pelatihan “Special Forces Officer Course” di Fort Benning, Amerika Serikat, Prabowo diberi tanggung jawab sebagai Komandan Batalyon Infanteri Lintas Udara 328 (Yonif Para Raider 328/Dirgahayu).
Jenderal Yang Diselimuti Berbagai Kontroversi
Banyak Kontroversi dan Dugaan pelanggaran HAM yang dilakukan oleh Prabowo Subianto saat ia berkarier di bidang Militer. Pada tahun 1983, kala itu masih berpangkat Kapten, Prabowo diduga pernah mencoba melakukan upaya penculikan sejumlah petinggi militer. Sasarannya termasuk Jenderal LB Moerdani seperti yang diceritakan oleh Letjen Sintong Panjaitan dalam bukunya ‘Perjalanan Prajurit Para Komando‘ terbitan Kompas.
Dikutip dari Merdeka.com, upaya yang dilakukan Prabowo ini digagalkan oleh Mayor Luhut Panjaitan yang saat itu menjabat sebagai Komandan Den 81/Antiteror. Prabowo sendiri adalah wakil Luhut saat itu.
Pada tahun 1990-an, Prabowo diduga terkait dengan sejumlah kasus pelanggaran HAM di Timor Timur. Pada tahun 1995, ia diduga menggerakkan pasukan ilegal atau pasukan ‘ninja’ yang melancarkan aksi teror ke warga sipil.
Peristiwa ini membuat Prabowo nyaris baku hantam dengan Komandan Korem Timor Timur saat itu, Kolonel Inf Kiki Sjahnakrie, di kantor Pangdam IX Udayana menurut Buku Biografi Prabowo yang ditulis oleh Femi Adi Soempeno. Sejumlah lembaga internasional menuntut agar kasus ini dituntaskan.
Selain itu menurut Femi Adi Soempeno, Prabowo juga pernah mengirim pasukan ‘Ilegal’ ke Aceh. Namun, semua tuduhan tersebut dibantah oleh Prabowo. Pada akhir tahun 1995, Prabowo diangkat sebagai Komandan Jenderal Kopassus (Korps Pasukan Khusus).
Dalang Penculikan Aktivis 1998?
Pada tahun 1997, Prabowo Subianto diduga mendalangi penculikan dan penghilangan paksa terhadap sejumlah aktivis pro-Reformasi. Setidaknya 13 orang, termasuk seniman ‘Teater Rakyat’ Widji Thukul, aktivis Herman Hendrawan, dan Petrus Bima hilang dan belum ditemukan hingga sekarang. Mereka diyakini sudah meninggal.
Dikutip dari merdeka.com, Tim Mawar mengakui bahwa diperintahkan oleh Prabowo untuk melakukan penculikan kepada sembilan orang aktivis, diantaranya Haryanto Taslam, Desmond J Mahesa dan Pius Lustrilanang.
Banyak dugaan bahwa Prabowo Subianto mendalangi Kerusuhan Mei 1998 berdasar temuan Tim Gabungan Pencari Fakta.
Dugaan motifnya adalah untuk mendiskreditkan rivalnya Pangab Wiranto, untuk menyerang etnis minoritas, dan untuk mendapat simpati dan wewenang lebih dari Soeharto bila kelak ia mampu memadamkan kerusuhan.
Berniat Kudeta?
Juga pada Mei 1998, menurut kesaksian BJ. Habibie dalam bukunya yang berjudul ‘Detik Detik Menentukan‘ serta kesaksian purnawirawan Sintong Panjaitan, Prabowo melakukan insubordinasi dan berupaya menggerakkan tentara ke Jakarta dan sekitar kediaman Habibie untuk kudeta.
Karena insubordinasi tersebut ia diberhentikan dari posisinya sebagai Panglima Kostrad oleh Wiranto atas instruksi Habibie. Masalah utama dari kesaksian Habibie ialah bahwa sebenarnya, pasukan-pasukan yang mengawal rumahnya adalah atas perintah Wiranto, bukan Prabowo.
Pada briefing komando tanggal 14 Mei 1998, panglima ABRI mengarahkan Kopassus mengawal rumah-rumah presiden dan wakil presiden.
Perintah-perintah ini diperkuat secara tertulis pada tanggal 17 Mei 1998 kepada komandan-komandan senior, termasuk Sjafrie Sjamsoeddin, Pangdam Jaya pada waktu itu.
Dalam buku biografinya, Prabowo yakin ia bisa saja melancarkan kudeta pada hari-hari kerusuhan di bulan Mei itu. Tetapi yang penting baginya ia tidak melakukannya.
“Keputusan memecat saya adalah sah, Saya tahu, banyak di antara prajurit saya akan melakukan apa yang saya perintahkan. Tetapi saya tidak mau mereka mati berjuang demi jabatan saya. Saya ingin menunjukkan bahwa saya menempatkan kebaikan bagi negeri saya dan rakyat di atas posisi saya sendiri. Saya adalah seorang prajurit yang setia. Setia kepada negara, setia kepada republik” – Prabowo Subianto
Menjadi Pengusaha Kertas
Dalam Biografi Prabowo Subianto diketahui bahwa setelah berhenti berkarier dari dunia Militer. Prabowo Subianto kemudian memulai peruntungannya menjadi seorang Pengusaha mengikuti jejak adiknya yaitu Hashim Djojohadikusumo.
Karier Prabowo sebagai pengusaha dimulai dengan membeli Perusahaan Kertas yaitu Kiani Kertas, perusahaan pengelola pabrik kertas yang berlokasi di Mangkajang, Kalimantan Timur.
Perusahaan Prabowo Subianto tersebut sebelumnya dimiliki oleh Bob Hasan, pengusaha yang dekat dengan Presiden Suharto. Prabowo Subianto membeli Kiani Kertas menggunakan pinjaman senilai Rp. 1,8 triliun dari Bank Mandiri.
Selain mengelola Kiani Kertas, yang kini menjadi Kertas Nusantara, kelompok perusahaan Nusantara Group yang dimiliki oleh Prabowo juga menguasai 27 perusahaan di dalam dan luar negeri. Usaha-usaha yang dimiliki oleh Prabowo bergerak di bidang perkebunan, tambang, kelapa sawit, dan batu bara.
Kekayaan Prabowo Subianto
Banyak kalangan menilai, Prabowo cukup sukses dalam berusaha. Pada Pilpres 2009, Prabowo ialah cawapres terkaya, dengan total asset sebesar Rp 1,579 Triliun dan US$ 7,57 juta.
Ini termasuk 84 ekor kuda istimewa yang sebagian harganya mencapai 3 Milyar per ekor serta sejumlah mobil mewah seperti BMW 750Li dan Mercedes Benz E300.
Kekayaan Prabowo ini besarnya berlipat 160 kali dari kekayaan yang dia laporkan pada tahun 2003. Kala itu ia hanya melaporkan kekayaan sebesar 10,153 Milyar
Pada Pilpres tahun 2014 lalu, Harta kekayaan Prabowo yang dilaporkan sebesar 1.6 triliun Rupiah. Dan pada tahun 2018 ini, berdasarkan data Laporan Harta Kekayaan Negara (LHKPN) yang dikutip dari elhkpn.kpk.go.id, kekayaan Prabowo mencapai sekitar 1.9 triliun Rupiah.
Terjun ke Dunia Politik
Setelah sukses menjadi seorang pengusaha, Prabowo Subianto kemudian memulai peruntungan kariernya di bidang politik, Berbekal pengalaman serta reputasinya.
Bakal Calon Presiden 2004
Dalam biografi Prabowo Subianto diketahui bahwa ia sempat mencalonkan diri sebagai calon presiden dari Partai Golkar pada Konvesi Capres Golkar 2004. Meski lolos sampai putaran akhir, akhirnya Prabowo kandas di tengah jalan. Ia kalah suara oleh Wiranto.
Calon Wakil Presiden 2009
Kemudian pada tahun 2009, Prabowo Subianto memulai peruntungannya kembali menjadi Calon Presiden pada pemilu 2009 namun, ia akhirnya menjadi Calon wakil Presiden mendampingi Megawati yang maju menjadi Calon Presiden Republik Indonesia.
Kala itu Prabowo mendirikan partai bernama Gerindra (Gerakan Indonesia Raya) dan menggunakannya sebagai kendaraan politik. Namun hasil pemilihan umum berkata lain, Megawati yang berpasangan dengan Prabowo Subianto kalah dengan pasangan Susilo Bambang Yudhoyono dan Boediono yang menjadi Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia.
Calon Presiden 2014
Di pemilu 2014 Partai Gerakan Indonesia Raya atau Gerindra mengusung Prabowo sebagai calon presiden pada pemilihan presiden 2014. Ia memilih Hatta Rajasa yang berasal dari Partai Amanat Nasional sebagai calon Wakil Presiden mendampingi Prabowo Subianto.
Ini dengan dukungan dari beberapa partai yang menjadi koalisi yang disebut sebagai Koalisi Merah Putih. Namun, pada pilpres 2014 yang lalu, Prabowo Subianto kalah suara dari lawannya yaitu Jokowi dan Jusuf Kalla.
Calon Presiden 2019
Pada tahun 2019, Prabowo kembali diusung sebagai Calon Presiden pada Pilpres 2019. Kali ini ia maju bersama dengan Sandiaga Uno sebagai calon Presiden pada pilpres 2019 mendatang yang didukung oleh sejumlah partai seperti Gerindra, PKS, PAN, dll.
Namun ia kalah perolehan suara lawannya yakni pasangan Joko Widodo dan Ma’ruf Amin setelah hasil penghitungan suara diumumkan oleh KPU.
Menjabat Menteri Pertahanan
Setelah pemilihan umum presiden selesai, Presiden Joko Widodo kemudian menunjuk Prabowo Subianto sebagai Menteri Pertahanan Indonesia pada bulan oktober 2019. Ia masuk dalam kabinet Indonesia Maju periode 2019 hingga 2024.
Nah, itulah sedikit artikel ringkas mengenai profil dan biografi Prabowo Subianto semoga dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian.